Posts Subscribe to InFoGauLComments

Online bookmark Bookmark

assalamualaikum wr. wb. >> WELCOME => => => thedensus.blogspot.com >>

PRO-KONTRA PERUBAN KURIKULUM 2013

Meski menuai banyak pro dan kontra perombakan kurikulum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tetap akan melaksanakannya pada tahun ajaran 2013-2014. Hingga saat ini, pembahasan seputar penataan kurikulum masih terus dilakukan.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim. “Perombakan kurikulum yang akan dilakukan sudah dalam proses pembahasan dan hal ini dilakukan karena sangat penting dimana selama ini anak-anak tidak memiliki waktu dalam membangun karakter dirinya. Menurut Musliar, selama ini pendidikan yang diberikan oleh sekolah selama ini hanya menekankan pembelajaran yang bersifat akademik, sementara yang bersifat attitude atau prilaku kurang terperhatikan. Kondisi disekolah juga dibawa ke rumah dan ditambah dengan tuntutan orang tua kepada anak-anak. Perubahan kurikulum yang akan dilakukan, menurut Musliar, kepada siswa-siswi tidak akan terlalu dibebani muatan ilmu pengetahuan. “Terutama pada anak-anak sekolah dasar (SD) nantinya tidak akan dibebani dengan mata pelajaran bermuatan ilmu pengetahuan, tetapi siswa akan lebih diasah dalam hal pembentukan sikap dan ilmu dasar seperti membaca, menulis dan berhitung, untuk apa kita sediakan buku dan alat, kalau membaca saja belum mengerti. Terhadap rencana kurikulum baru tersebut, diungkapkan Musliar, untuk anak kelas 1 sampai 3 SD hanya diberikan enam mata pelajaran. Pelajaran tersebut meliputi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Jasmani Kesehatan. Sementara mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak akan dihapus, tetapi akan diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. “Semisal dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Matematika, yang memiliki keterkaitan dengan IPA dan IPS. Sementara untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), kepastian mengenai mata pelajaran yang akan diberikan masih dirumuskan dan ditargetkan akhir tahun (2012) ini selesai. "Untuk SMP dan SMA, mata pelajarannya juga akan berkurang tapi belum final, karena hal ini masih terus dilakukan pengkajian dan pembahasan. Kita semua tentu berharap, bahwa pergantian kurikulum dapat membawa perubahan bagi dunia pendidikan kita, khusunya bagi pembangunan karakter generasi muda. Perubahan kurikulum 2013 yang rencananya akan menggabungkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar memang masih dimatangkan dan digodok tim ahli perumus perubahan kurikulum tahun 2013. Namun pro dan kontra terkait dengan integrasi mata pelajaran IPA dan IPS untuk Sekolah Dasar (SD) mulai bermunculan. Banyak para kedemisi menentang keras rencana tersebut meskipun penggabungan IPA dan IPS untuk meringkas mata pelajaran menjadi pengetahuan umum. "Apa pun alasannya saya tidak setuju. Itu negatif buat siswa terutama untuk tingkat sekolah dasar," akan banyak dampak negatif jika memang rencana tersebut terwujud. misalnya, hilangnya pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) membuat siswa tak lagi memiliki akhlak yang baik. "Itu alasannya banyak tawuran. Bahkan mulai anak SMP sudah mengenal seks,". Selain itu, murid SD tidak memiliki banyak pengetahuan jika memang IPA dan IPS hilang. kementerian pendidikan nasional (Kemendiknas) seharusnya melihat kenyataan di lapangan, bukan hanya mengkaji saja. "Anak-anak SD sekarang. Haya akan medapatkan rasa capek dan ugi waktu.Sedangkan dampak bagi guru yang mengajar IPA dan IPS, Guru hanya memperhatikan dampak bagi murid SD di mana menjadi titik awal belajar dan mencari ilmu. Tapi yang jelas semua dilihat dampak bagi murid bukan karena alasan pemerataan guru ke daerah-daerah yang kekurangan,". "Kalau menurut saya bukan perubahan barangkali, tapi revisi yang mengarah peningkatan mutu anak. Kemudian tidak tepat apabila ada penambahan jam belajar untuk murid tingkat SD. Sebab murid SD sudah merasa kewalahan dengan 10 mata pelajaran yang sudah ada. Rencana tersebut tidak seimbang dengan tidak adanya solusi yang tepat bagi guru IPA dan IPS di tingkat SD jika memang teralisasi. Karena jumlah guru di SD berlebih. Kemudian Guru IPA dan IPS juga harus jelas dialihkan ke mana.

0 komentar:

Posting Komentar